Jumat, 13 Juli 2007

Harry Jadi Tutor Sihir



Banyak Adegan Novel Dipangkas
Kau-tahu-siapa telah kembali! Begitu seru Harry Potter (Daniel Radcliffe) ketika dihadang penyihir hitam Lord Voldemort (Ralph Fiennes) pada Turnamen Triwizard. Sayangnya, pertarungan yang merenggut nyawa Cedric Diggory (Robert Pattinson) itu tidak dipercaya masyarakat penyihir. Harry malah dituduh sebagai dalang di balik kejadian tersebut. Padahal Voldemort kini tengah mengumpulkan prajuritnya.

Kementrian Sihir yang dipimpin Cornelious Fudge (Robert Hardy) menentang keras pendapat Harry. Fudge juga curiga pada Dumbledore (Michael Gambon) yang dianggapnya berniat merebut posisi sebagai Perdana Menteri dengan menciptakan rumor kembalinya Voldemort. Kementrian lalu mengutus Dolores Umbridge (Imelda Staunton) untuk mengontrol Hogwarts.

Umbridge ditempatkan sebagai guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Namun Umbridge tak berniat mengajarkan satu mantrapun. Padahal ancaman kedatangan Voldemort sudah di depan mata. Di balik penampilannnya yang terlihat lembut dan serba pink, Umbridge ternyata tak segan menghukum murid-murid Hogwarts dengan cara sadis. Tak kalah akal, Hermione (Emma Watson) dan Ron (Rupert Grint), mendapuk Harry untuk mengajarkan ilmu sihirnya. Harry dkk lalu mengumpulkan murid-murid lain untuk belajar sihir secara sembunyi-sembunyi.

Sementara itu, Voldemort menyerang para anggota Order of the Phoenix, -grup yang menentang Voldemort- untuk mencari benda-benda yang bisa memulihkan kekuatannya. Arthur Weasley (Mark Williams) ayah Ron jadi korban. Kini target selanjutnya adalah Sirius Black (Gary Oldman) ayah angkat Harry. Bisakah Harry mencegah langkah Voldemort?

Makin lama makin kelam. Setiap seri terbaru dari franchise Harry Potter memuat topik yang lebih berat. Usai sudah dunia pernak-pernik sihir macam permen rasa muntah, atau serunya mengejar snitch dalam Quidditch. Yang tersisa kini adu cepat ucap mantra mematikan. Untuk urusan kelam, Harry Potter and the Order of the Phoenix adalah puncaknya.

Untuk penggemar serial penyihir remaja ini mungkin akan kecewa mengingat film besutan David Yates ini hanya sepanjang 138 menit. Ini merupakan durasi terpendek dari semua film Potter. Kontras dengan bukunya, yang merupakan buku Potter tertebal dengan 700 halaman. Banyak adegan yang dipangkas habis. Termasuk kisah Ron bermain Quidditch. Jadinya, Ron terlihat tidak mengalami perkembangan karakter.

Dari awal sampai akhir, film Order of the Phoenix memang hanya memfokuskan diri pada Harry Potter. Hanya tokoh Umbridge saja yang menonjol sebagai guru berpenampilan nyentrik. Semua tokoh lain, mulai dari Hagrid, Malfoy, Cho Chang, hingga Dumbledore sendiri terkesan sekadar muncul. Tak ada pertautan emosi yang berarti. Padahal novel Order of the Phoenix merupakan salah satu momentum paling emosional dalam hidup Harry Potter. Baik sebagai remaja, maupun sebagai bocah yang ditakdirkan melawan Pangeran Kegelapan Voldemort.

"Membuat naskah film ini sangat susah karena aku ingin memasukkan semua adegan dalam buku. Tapi tak mungkin muat. Jadinya kami harus lebih selektif adegan mana saja yang lebih penting untuk alur cerita," keluh produser David Barron. (anj/bs)


HARRY POTTER AND THE ORDER OF THE PHOENIX
PEMAIN:
Daniel Radcliffe, Emma Watson, Rupert Grint, Ralph Fiennes, Imelda Staunton, Michael Gambon , Gary Oldman, Jason Isaacs, Mark Williams
SUTRADARA
David Yates
PENULIS NASKAH
Michael Goldenberg
PRODUSER
David Barron, David Heyman, Lorne Orleans
STUDIO
Warner Bros
RILIS
11 Juli 2007


Tidak ada komentar: